Pengikut

Diberdayakan oleh Blogger.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

 

Selasa, 06 Maret 2012

Suzuki Satria FU-150, 228 cc Buat Turing

1 komentar
 Suzuki Satria F-150 milik Moja Tiranda ini kerap jadi omongan. Termasuk di komunitasnya sendiri. Yaitu, Suzuki Satria F150 Club (SSFC). Lewat bore up 228 cc yang dilakukan, pacuan ini menjadi yang terkencang di klubnya itu. So, wajar jadi bahan perbincangan. Apalagi, kerap dipakai turing!

“Saya memang menyukai adrenalin. Biar lebih menantang, makanya dibore up. Teman-teman saya yang bukan speed lover bilang, katanya motor yang sudah di bore up tidak bisa lagi dibuat turing,” sebut Mahasiswa yang kuliah di Universitas Gunadarma ini.

Dari omongan itu, makanya timbul niatan buat membuktikan kalau motor bore up tak masalah buat turing. Angka 228 cc itu didapat akibat penggantian piston. Penggebuk ruang bakar yang baru, andalkan milik Kawasaki Boss yang beken di Thailand.

Mengejar power yang maksimal, piston milik motor bergenre turing itu dipakai yang oversize 200. Jadi, kini linner dijejali diameter seher 67 mm. Kan standarnya Boss di 65 mm.


Klep isap mengadopsi punya Bajaj Pulsar (kiri) - Noken as dipapas lagi sesuai kebutuhan (tengah) - Piston Kawasaki Boss lebih enteng (kiri)

"Sengaja pakai punya Boss, karena seher itu lebih pendek 2 mm dari milik Satria. Malah, biar lebih tambah enteng lagi, bagian bawahnya ikut dipapas 2 mm,” timpal Ahmad Hidayat, mekanik yang meracik ayam jago milik Moja itu.




Selain itu, lewat aplikasi piston Boss, maka tak perlu lagi mengubah diameter pen piston. “Karena diameter pen-nya sama antara FU dan Boss. Tetap 16 mm,” kata Ahmad yang membuka workshop Jabric Motor (JM) di Jl. Rawa Jati, Kalibata, Jakarta Selatan.

Karena dipakai buat keperluan turing, Ahmad alias Jabric, memampas bagian atas piston 1,5 mm. Itu supaya kompresi yang diinginkan menjadi 12 : 1. “Kalau buat jalan sehari-hari, tidak perlu kompresi tinggi. Kalau kompresinya melebihi dari angka yang dipatok tadi, kemungkinan besar motor akan jebol,” jelas mekanik berjenggot ini.

Tak cukup lewat piston, stroke ikut ditinggikan. Alasannya, supaya torsinya lebih besar. Langkah geser big end sekitar 8 mm ikut ditempuh. Naik-turun, jadi 16 mm. Dari stroke FU yang aslinya cuma 48,8 mm kini jadi 64,8 mm.

Akibat besarnya ruang bakar, aliran gas bakar ikut disesuaikan. Terutama, besarnya katup alias klep. Klep isap memakai 25 mm. Sedang klep buangnya pakai 22 mm.

"Klep itu pakai Bajaj Pulsar 180 cc. Karena ukuran diameter batangnya tetap 4,5 mm,” kata Jabric lagi. Sisanya, tinggal sempurnakan pengapian. Guna menghasilkan percikan api yang besar. Diterapkan CDI racing berlabel CMS. Tapi, koilnya tetap standar.

Besarnya sisa pembakaran, penyesuaian di saluran buang juga disentuh. Knalpot free flow DBS, dipercaya buat sempurnakan seluruh seting yang dilakukan Jabric. Terlebih di putaran atas. Sekarang mau turing ke mana saja pasti dijabanin oleh Moja.

1 komentar: